Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak #6
Review Kelompok VI Kelas Bunda Sayang IIP Jatimsel Batch#1
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Assalaamu 'alaikum Wr. Wb. Bunda semua...
Semoga masih semangat dengan bahasan kita pada materi 11 ini tentang "membangkitkan fitrah seksualitas anak"
Adapun dari kelompok kami memfokuskan pada bahasan mengenai "melindungi anak dari kejahatan seksual"
Pada dasarnya, pendidikan fitrah seksualitas memiliki 3 tujuan utama sebagai berikut:
Tantangan terkait penyimpangan seksual yang dapat menjadi pemantik maraknya kejahatan seksual (atau bisa juga sebaliknya) tentu merupakan hal yang harus menjadi perhatian serius oleh kita para orang tua dan masyarakat agar jangan sampai anak kita menjadi korban apalagi pelaku... na'udzu billaah...
Selain itu, solusi untuk pencegahan tindak kejahatan seksual terhadap anak-anak dapat kita lakukan melalui langkah-langkah berikut:
Berikut Link Video yang kami buat dari Lagu Sentuhan Boleh dan Sentuhan Tidak Boleh.
https://www.youtube.com/watch?v=40PWCUI_09M
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Assalaamu 'alaikum Wr. Wb. Bunda semua...
Semoga masih semangat dengan bahasan kita pada materi 11 ini tentang "membangkitkan fitrah seksualitas anak"
Adapun dari kelompok kami memfokuskan pada bahasan mengenai "melindungi anak dari kejahatan seksual"
Baik bunda...Sebelum lanjut pada materi yang akan kami sampaikan, ada baiknya kita kembali memantapkan pemahaman mengenai apa itu fitrah seksualitas dan pentingnya fitrah seksualitas anak dibangkitkan...
Pada dasarnya, pendidikan fitrah seksualitas memiliki 3 tujuan utama sebagai berikut:
Tantangan terkait penyimpangan seksual yang dapat menjadi pemantik maraknya kejahatan seksual (atau bisa juga sebaliknya) tentu merupakan hal yang harus menjadi perhatian serius oleh kita para orang tua dan masyarakat agar jangan sampai anak kita menjadi korban apalagi pelaku... na'udzu billaah...
Nah, ada kalanya karena kekurangan dan kesalahan pengasuhan yang dilakukan orang tua, pendidikan fitrah seksualitas ini tidak terlaksana secara paripurna pada setiap tahapnya... jika sudah demikian, apa yang bisa terjadi?
Tantangan terkait penyimpangan seksual yang dapat menjadi pemantik maraknya kejahatan seksual (atau bisa juga sebaliknya) tentu merupakan hal yang harus menjadi perhatian serius oleh kita para orang tua dan masyarakat agar jangan sampai anak kita menjadi korban apalagi pelaku... na'udzu billaah...
Dengan demikian, kiranya tindakan pencegahan sangat perlu kita lakukan untuk melindungi anak-anak kita dari kejahatan seksual melalui pendidikan seksualitas yang dimulai dari rumah sejak anak berusia dini (hal ini agar tujuan ketiga dari pendidikan fitrah seksualitas seperti yang disebutkan di atas tercapai)...
Selain itu, solusi untuk pencegahan tindak kejahatan seksual terhadap anak-anak dapat kita lakukan melalui langkah-langkah berikut:
Pada akhirnya, kita semua tentu berharap anak-anak kita terlindung dari kejahatan makhlukNya dalam bentuk kejahatan seksual atau kejahatan lainnya... aamiin
Pada kesempatan kali ini ijinkan kami untuk juga menyajikan media edukasi sederhana mengenai salah satu cara melindungi anak-anak kita dari upaya kejahatan seksual yang dapat kita ajarkan pada mereka..
Berikut Link Video yang kami buat dari Lagu Sentuhan Boleh dan Sentuhan Tidak Boleh.
https://www.youtube.com/watch?v=40PWCUI_09M
Hasil Diskusi dan Tanya Jawab:
1. Terimakasih buat kelompok VI atas presentasi pelanginya Saya ingin bertanya tentang "bersalaman" sebagian
besar para orang tua/sesepuh menilai bila ada anak yang tidak mau bersalaman
dengan keluarga/orang yang lebih tua (walaupun itu baru pertama kali bertemu)
yang sering terjadi adalah emaknya dinilai tidak bisa ngajarin adab sopan
santun. Bagaimana cara orang tua mendidik anaknya agar bisa berhati-hati namun
tetap menjaga adab sopan santunnya? TKS.. (Bunda Ismi)
Jawab:
Baik, bunda Ismi terimaksih atas pertanyaannyaKira2 anak umur berapa ya bund, yang tidak mau diajak
bersalaman sehingga orang tuanya di cap kurang mengajarkan adab sopan santun.
Saya jadi ingat oleh-oleh yang bunda septi berikan ke kita,
ketika jelang lebaran kemarin, yaitu mengenai adab bertamu, jadi ketika orang
tua hendak mengajak anaknya bertamu, entah itu ke rumah saudara atau tetangga,
sebelumnya kita sounding, kita pahamkan dulu anak kita, kita kasih tahu anak
kita, kemana tujuannya, untuk apa kesana, apa saja yang akan dilakukan disana
dan berapa lama kita akan disana. Jadi dari rumah kita sudah brifing dan
ajarkan anak etika untuk bertamu, termasuk untuk bersalaman, baik untuk anggota
saudara yang sudah ataupun belum dikenal.
Dan jika semua hal tersebut sudah kita lakukan, akan tetapi
anak tetap tidak mau, kita sebagai orang tua terutama ibu, memohonkan maaf
serta maklum, karena kita ketahui tipe anak berbeda-beda, ada yang mudah akrab
dan ada pula yang butuh penyesuaian terlebih dahulu.
Dan yang perlu kita ingat, jangan menegur kesalahan anak di
depan orang lain. Karena harga diri anak lebih utama. Tegur atau pahamkan dia ketika
nanti sampai dirumah dengan kondisi dan suasana yang menyenangkan, sehingga
anak akan mau dan menerima penjelasan kita.
Tambahan untuk bunda Ismi, kalau usianya di masa egosentris
kita memang tidak boleh memaksakan... tapi di luar kejadian kita memberikan
imaji positif tentang indahnya adab yang baik
2. Media edukasinya menarik bunda, ini untuk usia berapa ya
kira-kira? Di atas disebutkan bahwa kepala tangan kaki pun lama-lama tidak lagi
boleh disentuh.(Bunda Santi).
Jawab:
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan bunda santi.
Terimakasih bunda santi atas pertanyaannya. Media tersebut ditujukan untuk anak
bayi sampai tk ato kelas 1 ya bun. Namun ketika sudah mendekati aqil baligh(8th
menuju 9 th)sepertinya sentuhan tsb sudah tidak patut. Mengingat ketika sudah
aqil baligh sentuhan nanti akan bermakna lain
3. Untuk bakat lintas gender, misal laki2 suka merancang busana,
perempuan suka rancang bangun....bgmn membedakannya dgn perilaku menyerupai
lawan jenis pdhl sbenarnya bakat? Atau mmg hal itu salah?(Bunda Rella).
Jawab:
Terimakasih pertanyaannya bunda rella...Bahasan mengenai
perbedaan gender dan sex sebenarnya masuk pada materi yang disampaikan kelompok
bunda ismi bun. Tapi kami mencoba menjawab...Yang kami pahami, profesi itu
genderless sehingga bisa dipertukarkan... termasuk untuk laki2 mendesain busana
dan perempuan mendesain bangunan menurut kami masih bisa diterima. Namun
kemudian barangkali memang ada yang melampaui norma keumuman seperti misalnya
perempuan jadi kuli bangunan atau sopir bis. Menurut kami, semua dikembalikan
pada nilai2 yang dianut keluarga selama tidak menyalahi norma agama yang
diikuti.Tambahan, Sebenarnya untuk bakat dan karyanya tidak ada yang salah.
Hanya perilakunya yang memang sebaiknya tetap pada sex/jenis kelaminnya,
laki-laki seperti laki-laki dan perempuan juga seperti perempuan.
#HariKeEnam
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSesualitasAnak
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSesualitasAnak
Komentar
Posting Komentar